CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS) KELAS 4/FASE B
A.
Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS) Tantangan yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke
waktu. Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan
yang dihadapi satu dekade atau bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan
teknologi terus dikembangkan untuk menyelesaikan setiap tantangan yang
dihadapi. Oleh karenanya, pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS) perlu disesuaikan agar generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan
tantangantantangan yang dihadapi di masa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta
interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai
makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu
pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara
logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2016). Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan
sosial.
Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS membantu
peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi di
sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk memahami
bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di
muka bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam
pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi,
kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan mengambil kesimpulan yang
tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik.
Sebagai negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, melalui
IPAS diharapkan peserta didik menggali kekayaan kearifan lokal terkait IPAS
termasuk menggunakannya dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, fokus utama
yang ingin dicapai dari pembelajaran IPAS di SD/MI/Program Paket A bukanlah
pada seberapa banyak konten materi yang dapat diserap oleh peserta didik, akan
tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta didik dalam memanfaatkan
pengetahuan yang dimiliki. Dengan mempertimbangkan bahwa anak usia
SD/MI/Program Paket A masih melihat segala sesuatu secara apa adanya, utuh dan
terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS disederhanakan menjadi satu mata
pelajaran yaitu IPAS. Hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan anak usia
SD/MI/Program Paket A masih dalam tahap berpikir konkrit/sederhana, holistik,
komprehensif, dan tidak detail.
Pembelajaran di SD/MI/Program Paket A perlu memberikan peserta didik
kesempatan untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan mengembangkan pemahaman
terkait lingkungan di sekitar nya. Jadi mempelajari fenomena alam serta
interaksi manusia dengan alam dan antar manusia sangat penting dilakukan di
tahapan ini.
B.
Tujuan Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Dengan mempelajari IPAS, peserta didik
mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dan dapat:
1.
mengembangkan ketertarikan
serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk mengkaji fenomena
yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan
kehidupan manusia;
2.
berperan aktif dalam
memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber daya alam
dan lingkungan dengan bijak;
3.
mengembangkan keterampilan
inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui
aksi nyata;
4.
mengerti siapa dirinya,
memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai bagaimanakah
kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu;
5. memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi
anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi
anggota masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di
sekitarnya; dan
6. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan juga senantiasa mengalami
perkembangan. Apa yang kita ketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah di masa
lampau boleh jadi mengalami pergeseran di masa kini maupun masa depan. Itu
sebabnya ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan merupakan sebuah upaya terus
menerus yang dilakukan oleh manusia untuk mengungkap kebenaran dan
memanfaatkannya untuk kehidupan (Sammel, 2014).
Daya
dukung alam dalam memenuhi kebutuhan manusia dari waktu ke waktu juga semakin
berkurang. Pertambahan populasi manusia yang terjadi secara eksponensial juga
memicu banyaknya permasalahan yang dihadapi. Seringkali permasalahan yang
muncul tidak dapat diselesaikan dengan melihat dari satu sudut pandang:
keilmuan alam atau dari sudut pandang ilmu sosial saja, melainkan dibutuhkan
pendekatan yang lebih holistik yang meliputi berbagai lintas disiplin ilmu
(Yanitsky, 2017). Untuk memberikan pemahaman ini kepada peserta didik,
pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial perlu dipadukan
menjadi satu kesatuan yang kemudian kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam
pembelajaran IPAS, ada 2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains dan sosial),
dan keterampilan Proses.
Elemen
|
Deskripsi
|
Pemahaman IPAS (sains dan sosial) |
Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam mengembangkan
teori-teori yang membantu kita memahami bagaimana dunia kita bekerja. Lebih
jauh lagi, ilmu pengetahuan telah membantu kita mengembangkan teknologi dan
sistem tata kelola yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Dengan menguasai ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak hal untuk
menyelesaikan permasalahan atau menghadapi tantangan yang ada. Memiliki pemahaman IPAS merupakan bukti ketika seseorang memilih dan
mengintegrasikan pengetahuan ilmiah yang tepat untuk menjelaskan serta
memprediksi suatu fenomena atau fakta dan menerapkan pengetahuan tersebut
dalam situasi yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan fakta,
konsep, prinsip, |
Elemen
|
Deskripsi
|
|
hukum, teori dan model yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan. |
Keterampilan proses |
Dalam
profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia yang
bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif
secara objektif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan
menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan proses yang baik maka profil
tersebut dapat dicapai. Keterampilan
proses adalah sebuah proses intensional dalam melakukan diagnosa terhadap
situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen dan
menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang
dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap, merancang investigasi,
menemukan informasi, menciptakan model, mendebat rekan sejawat menggunakan
fakta, serta membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004).
Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam pengajaran
karena hal ini terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam
pembelajaran (Anderson, 2002). Dalam
pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan
induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif
adalah menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan memberikan contoh
penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai pembelajar
yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan induktif,
peserta didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan
observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk membangun
konsep berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007). Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam
pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer,
1994; National Research Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini
didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara esensial didorong oleh
pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka berpikir yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi. Oleh karenanya peserta didik
perlu mendapatkan pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar
aspek fundamental IPAS ini dapat membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, &
Eylon, 1996; NRC, 1996). Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya ada enam |
|
keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik. 1.
Mengamati Mengamati
sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari proses inkuiri yang akan
terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan,
peserta didik memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan saksama, mencatat,
serta membandingkan
informasi yang dikumpulkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya.
Pengamatan bisa dilakukan langsung atau menggunakan instrumen lain seperti
kuesioner, wawancara. 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui pada saat
melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik juga menghubungkan
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari
sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab
akibat. 3.
Merencanakan dan
melakukan penyelidikan Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat
rencana dan menyusun langkahlangkah operasional berdasarkan referensi yang
benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan
melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan
inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal maupun eksternal di
lapangan yang mendukung dan menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan
tersebut, peserta didik mengambil data dan melakukan serangkaian tindakan
yang dapat digunakan untuk mendapatkan temuan-temuan. 4.
Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik
memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan
informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Selanjutnya,
menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai relevansi
informasi yang ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan, serta
menyimpulkan hasil penyelidikan. 5.
Mengevaluasi dan refleksi Pada
tahapan ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan tujuan yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta
didik juga meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan halhal yang
perlu dipertahankan dan/atau |
Elemen
|
Deskripsi
|
|
diperbaiki
pada masa yang akan datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang
bagaimana pengetahuan baru yang dimilikinya
dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam
perspektif global untuk masa depan berkelanjutan. 6. Mengomunikasikan hasil Peserta
didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau tulisan,
menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam media
digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan
hasil laporan dalam berbagai media, baik digital dan atau non digital.
Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan
suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan
kemampuan peserta didik. |
CAPAIAN PEMBELAJARAN IPAS KELAS 4/FASE B
Fase B
(Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada Fase B peserta didik
mengidentifikasi keterkaitan antara pengetahuan-pengetahuan yang baru saja
diperoleh serta mencari tahu bagaimana konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial berkaitan satu sama lain yang ada di lingkungan sekitar dalam kehidupan
sehari-hari. Penguasaan peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari
ditunjukkan dengan menyelesaikan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan
investigasi/ penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan, menyimpulkan,
merefleksikan, mengaplikasikan dan melakukan tindak lanjut dari proses inkuiri
yang sudah dilakukannya.
Elemen
|
Capaian
Pembelajaran |
Pemahaman IPAS (sains dan sosial) |
Peserta
didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada
manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan
bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik
dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam
di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk
hidup. |
Elemen
|
Capaian
Pembelajaran |
|
Peserta
didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk
energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan
sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta didik
memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari, mendemonstrasikan
berbagai jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak dan bentuk benda.
Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan kaitannya dengan
upaya menjaga ketersediaan air. Di akhir fase ini, peserta didik menjelaskan tugas, peran,
dan tanggung jawab sebagai warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana
interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta
didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi
masyarakat. Peserta didik mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan
provinsi tempat tinggalnya pada peta konvensional/digital. Peserta didik
mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal dan
upaya pelestariannya. Peserta
didik mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah (baik tokoh maupun
periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan
konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mampu membedakan antara kebutuhan
dan keinginan, mengenal nilai mata uang dan mendemonstrasikan
bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat/ memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. |
Keterampilan proses |
1.
Mengamati Di
akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara
sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil
pengamatannya. 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Dengan menggunakan panduan,
peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah
dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 3.
Merencanakan dan
melakukan penyelidikan Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan
melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan |
Elemen
|
Capaian
Pembelajaran |
|
keselamatan.
Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang
akurat. 4.
Memproses, menganalisis data dan informasi Mengorganisasikan
data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan
mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan
dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah. 5.
Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi
kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan
dan kekurangan proses penyelidikan. 6.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan
hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam berbagai format. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar