CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI MUSIK
A.
Rasional
Mata Pelajaran Seni Musik
Seni
musik merupakan ekspresi, respon, dan apresiasi manusia terhadap berbagai
fenomena kehidupan, baik dari dalam diri maupun dari budaya, sejarah, alam dan
lingkungan hidup seseorang, dalam beragam bentuk tata dan olah bunyi-musik.
Musik bersifat individu sekaligus universal, mampu menembus sekat-sekat
perbedaan, serta menyuarakan isi hati dan buah pikiran manusia yang paling
dalam, termasuk yang tidak dapat diwakili oleh bahasa verbal. Musik mendorong
manusia untuk merasakan, dan mengekspresikan keindahan melalui penataan
bunyi-suara.
Melalui
pendidikan seni musik, manusia diajak untuk berpikir dan bekerja
artistik-estetik secara kreatif, memiliki daya apresiasi, menerima perbedaan,
menghargai kebhinekaan global, sejahtera secara utuh (jasmani,
mental-psikologis, dan rohani), yang pada akhirnya akan berdampak terhadap
kehidupan manusia (diri sendiri dan orang lain) dan pengembangan pribadi setiap
orang dalam proses pembelajaran yang berkesinambungan (terus menerus).
B.
Tujuan
Mata Pelajaran Seni Musik
1.
Peserta
didik mampu mengekspresikan diri atas fenomena kehidupan.
2.
Peserta
didik peka terhadap persoalan diri secara
pribadi dan dunia sekitar.
3.
Peserta
didik mampu mengasah dan mengembangkan musikalitas, terlibat dengan
praktik-praktik bermusik dengan cara yang sesuai, tepat, dan bermanfaat, serta
turut ambil bagian dan mampu menjawab tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Secara
sadar dan bermartabat peserta didik mengusahakan perkembangan
kepribadian, karakter, dan kehidupannya baik untuk diri sendiri maupun untuk
sesama dan alam sekitar.
C.
Karakteristik
Mata Pelajaran Seni Musik
1.
Pelajaran
seni musik mencakup: pengembangan
musikalitas; kebebasan berekspresi; pengembangan imajinasi secara luas;
menjalani disiplin kreatif; penghargaan akan nilai-nilai keindahan;
pengembangan rasa kemanusiaan, toleransi dan menghargai perbedaan; pengembangan
karakter/kepribadian manusia secara utuh (jasmani, mental/psikologis, dan
rohani) yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia.
2.
Pelajaran
musik membantu mengembangkan musikalitas, kemampuan bermusik peserta didik
melalui berbagai macam praktik musik yang baik secara:
a.
Ekspresif
dan indah
b.
Kesadaran,
pemahaman dan penghayatan akan unsur-unsur/ elemen-elemen bunyi-musik dan
kaidah-kaidahnya
c.
Dengan
penerapan yang tepat guna
Dalam
pembelajaran praktik Seni Musik mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
Elemen |
Deskripsi |
Mengalami (Experiencing) |
●
Peserta
didik mengenali, merasakan, menyimak, mencoba/bereksperimen, dan merespon
bunyimusik dari beragam sumber, dan beragam jenis/ bentuk musik dari berbagai
konteks budaya dan era. ●
Peserta
didik mengeksplorasi bunyi dan beragam karya-karya musik, bentuk musik,
alat-alat yang menghasilkan bunyi-musik, dan penggunaan teknologi dalam
praktik bermusik. ●
Peserta
didik mengamati, mengumpulkan, dan merekam pengalaman dari beragam praktik
bermain musik, menumbuhkan kecintaan pada musik dan mengusahakan dampak bagi
diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.
|
Elemen |
Deskripsi |
Merefleksikan (Reflecting) |
●
Peserta
didik memiliki nilai-nilai yang generatiflestari dalam pengalaman dan
pembelajaran bermusik secara artistik-estetik yang berkesinambungan (terus-menerus).
●
Peserta
didik mengamati, memberikan penilaian dan membuat hubungan antara karya
pribadi dan orang lain sebagai bagian dari proses berpikir dan bekerja
artistik-estetik, dalam konteks unjuk karya musik. |
Berpikir dan Bekerja Secara Artistik
(Thinking and Working
Artistically)
|
●
Peserta
didik merancang, menata, menghasilkan, mengembangkan, me-reka ulang, dan mengkomunikasikan ide melalui proses mengalami,
merefleksikan, dan menciptakan. ●
Peserta
didik mengeksplorasi dan menemukan sendiri bentuk karya dan praktik musik
(elaborasi dengan bidang keilmuan yang lain: seni-rupa, tari, drama/lakon,
dan non-seni) yang membangun, dan bermanfaat untuk menanggapi setiap
tantangan hidup dan kesempatan berkarya secara mandiri. ●
Peserta
didik meninjau dan memperbarui karya pribadi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, jaman, konteks fisik-psikis, budaya, dan kondisi alam. ●
Peserta
didik menjalani kebiasaan/disiplin secara kreatif sebagai sarana melatih
kelancaran, keluwesan, dan kemampuan bermusik. |
Menciptakan (Creating) |
●
Peserta
didik memilih penggunaan beragam media dan teknik bermain dalam praktik musik
untuk menghasilkan karya musik sesuai dengan konteks, kebutuhan dan
ketersediaan, serta kemampuan praktik musik masyarakat, sejalan dengan
perkembangan teknologi. ● Peserta didik
menciptakan karya-karya musik dengan standar musikalitas yang baik dan sesuai
dengan kaidah/budaya dan kebutuhan, dapat dipertanggungjawabkan, berdampak
pada diri sendiri dan orang lain, dalam beragam bentuk praktik musik. |
Berdampak (Impacting) bagi diri sendiri dan orang
lain |
●
Peserta
didik memilih, menganalisis, menghasilkan karya-karya musik dengan kesadaran
untuk terus mengembangkan kepribadian dan karakter bagi diri sendiri dan
sesama. ●
Peserta
didik memilih, menganalisis menghasilkan karya-karya musik dengan kesadaran
untuk terus membangun persatuan dan kesatuan bangsa. ●
Peserta
didik memilih, menganalisis, menghasilkan karya-karya musik dengan kesadaran
untuk terus meningkatkan cinta kasih kepada sesama manusia dan alam semesta. ●
Peserta
didik menjalani kebiasaan/disiplin kreatif dalam praktik musik sebagai sarana
melatih pengembangan pribadi dan bersama, dan menjadi semakin baik (waktu
demi waktu, tahap demi tahap). |
1.
Fase
B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada akhir Fase B,
peserta didik dapat memberi kesan dan mendokumentasikan musik yang dialaminya
dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, maupun bentuk lainnya. Peserta didik
menjalani kebiasaan praktik musik yang baik dan
rutin (disiplin kreatif) dalam berpraktik musik sederhana untuk kelancaran dan
keluwesannya menjalani dan mengembangkan kemampuan musikalitas baik bagi diri
sendiri maupun secara bersama-sama serta mendapatkan kesan baik atas pengalamannya
tersebut. Peserta didik semakin dapat menyimak, melibatkan diri secara aktif
dalam praktik-praktik bermusik (bernyanyi, bermain alat/media musik,
mendengarkan, membuat musik), semakin lancar dalam mengimitasi bunyi-musik
sederhana.
Fase B Berdasarkan
Elemen
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Mengalami (Experiencing |
Pada
akhir fase ini, peserta didik mampu mengimitasi dan menata bunyi-musik
sederhana dengan menunjukkan kepekaan akan unsur-unsur bunyi-musik baik
intrinsik maupun ekstrinsik. |
Merefleksikan (Reflecting) |
Pada
akhir fase ini, peserta didik mampu mengenali diri sendiri, sesama, dan
lingkungan yang beragam (berkebhinekaan), serta mampu memberi kesan atas
praktik bermusik lewat bernyanyi atau bermain alat/media musik baik sendiri
maupun bersama-sama dalam beragam bentuk: lisan, tulisan/gambar, atau
referensi lainnya. |
Berpikir dan Bekerja Secara Artistik
(Thinking and Working Artistically) |
Pada
akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak, mendokumentasikan secara
sederhana, dan menjalani kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam
berpraktik musik sejak dari persiapan, saat bermusik, maupun usai berpraktik
musik, serta memilih secara aktif dan memainkan karya musik sederhana secara
artistik, yang mengandung nilai-nilai positif dan membangun. |
Menciptakan (Creating) |
Pada
akhir fase ini, peserta didik mampu mengembangkan, mengimitasi, dan menata
bunyi-musik sederhana menjadi pola baru dengan mempertimbangkan unsur-unsur
bunyi-musik intrinsik maupun ekstrinsik. |
Berdampak
(Impacting) bagi diri sendiri dan orang lain |
Pada
akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani, mendokumentasikan kebiasaan
bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan
bermusik lewat bernyanyi dan memainkan media bunyi-musik sederhana serta |
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
|
mendapatkan
pengalaman dan kesan baik bagi diri sendiri, sesama, dan lingkungan. |
CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI RUPA
A. Rasional Mata Pelajaran Seni Rupa
Setiap
manusia memiliki kemampuan untuk melihat, merasakan dan mengalami sebuah
keindahan. Kepekaan terhadap keindahan membantu manusia untuk dapat memaknai
hidupnya dan menjalani hidupnya dengan optimal. Diharapkan melalui pembelajaran
seni rupa, kepekaan tersebut dapat dibangun sejak dini.
Semenjak
zaman prehistorik, bahasa rupa merupakan citra yang memiliki daya dan dampak
luar biasa dalam menyampaikan pesan, menghibur, melestarikan, menghancurkan dan
menginspirasi hingga kurun waktu tak terhingga.
Pembelajaran
seni rupa mendorong terbentuknya Profil Pelajar Pancasila. Melalui seni rupa,
peserta didik dibiasakan dapat berpikir terbuka, kreatif, apresiatif, empatik,
serta menghargai perbedaan dan keberagaman. Selain itu, peserta didik juga
memperoleh pengalaman mengamati dan menikmati keindahan serta mengalami proses
perenungan dari dalam maupun luar diri mereka untuk diekspresikan pada karya
seni rupa yang berdampak pada diri, lingkungan maupun masyarakat.
Melalui
pembelajaran seni rupa, peserta didik menyadari bahwa seni rupa dapat membentuk
sejarah, budaya dan peradaban sebuah bangsa maupun seluruh dunia. Peserta didik
menghargai dan melestarikan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi kearifan
lokal, kebinnekaan global, dan perkembangan teknologi.
Dengan
demikian, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan nilai-nilai
estetika, logika dan etika dalam dirinya untuk mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila sesuai tujuan pendidikan nasional.
B.
Tujuan
Mata Pelajaran Seni Rupa
Pembelajaran
seni rupa bertujuan mengembangkan kreativitas dan kepekaan terhadap estetika,
logika dan etika untuk membantu peserta didik meningkatkan kualitas hidupnya.
Di samping itu, kemampuan peserta didik dalam mengamati, mengenal, merasakan,
memahami dan mengalami nilai-nilai keindahan, semakin terasah dalam merespon
sebuah gagasan, peluang dan tantangan.
C.
Karakteristik
Mata Pelajaran Seni Rupa
●
Pembelajaran
berpusat pada peserta didik; dimana mereka memiliki ruang kreativitas untuk
menemukan gagasan dan caranya sendiri dalam berkarya, sesuai dengan kemampuan,
minat, bakat dan kecepatan belajarnya masing-masing.
●
Pembelajaran
melalui pengalaman mengamati, mencipta, menikmati, mengetahui, memahami,
bersimpati, berempati, peduli dan toleransi terhadap beragam nilai, budaya,
proses dan karya.
●
Pembelajaran
yang menyenangkan, bermakna, relevan, dan mengembangkan keterampilan bekerja
dan berpikir artistik bagi kehidupan sehari-hari.
●
Pembelajaran
seni rupa merayakan keunikan individu dan bersifat khas/kontekstual sesuai
potensi yang dimiliki peserta didik, satuan pendidikan dan daerahnya.
●
Pembelajaran
seni rupa terhubung erat dengan aspek seni maupun bidang ilmu lainnya dan
mendorong kolaborasi interdisipliner.
●
Pembelajaran
seni rupa memiliki dampak bagi diri peserta didik dan lingkungannya. Kesadaran
akan dampak sebuah karya akan mendorong terbentuknya sikap bertanggung jawab.
Gambar 1. Lima elemen/domain landasan
pembelajaran seni rupa
Landasan
Pembelajaran Seni Rupa memiliki lima elemen/domain yang mandiri dan berjalan
beriringan sebagai kesatuan yang saling mempengaruhi dan mendukung. Setiap
elemen bukan sebuah urutan atau prasyarat dari elemen lainnya. Masing-masing
mampu berdiri sendiri secara mandiri namun memiliki hubungan dalam peran antar
elemen:
Elemen |
Deskripsi |
Mengalami (Experiencing)
|
Mengarahkan
peserta didik untuk mendapatkan pengalaman secara langsung dengan; mengamati,
mengumpulkan, dan merekam informasi visual dari kehidupan sehari-hari sebagai
sumber gagasan dalam berkarya. Peserta didik mengeksplorasi dan
bereksperimen dengan berbagai bahan, alat, dan prosedur dalam menciptakan
sebuah karya seni rupa. |
Menciptakan (Making/Creating) |
Memotivasi
peserta didik untuk menciptakan sebuah karya seni rupa. |
Merefleksikan (Reflecting) |
Peserta didik mengevaluasi
perkembangan diri, mampu menjelaskan, memberi komentar, dan umpan balik
secara kritis atas karya pribadi maupun karya orang lain dengan mempresentasikannya
secara runut, terperinci dan menggunakan kosa kata yang tepat. |
Berpikir
dan Bekerja Artistik (Thinking and Working
Artistically)
|
Peserta
didik menggunakan berbagai sudut pandang, pengetahuan dan keterampilan
artistik dalam menciptakan sebuah peluang, menjawab tantangan dan
menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari. Peserta didik memiliki kebebasan
dalam mengeksplorasi dan bereksperimen dengan alat, bahan dan prosedur
sehingga menemukan cara mereka sendiri dalam mengembangkan gagasannya. |
Berdampak
(Impacting) |
Pembelajaran dan karya seni rupa
peserta didik diharapkan memiliki dampak positif pada dirinya, lingkungan dan
masyarakat serta dapat dipertanggungjawabkan. |
1.
Fase
B (Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)
Di
akhir fase B, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya secara visual
sebagai ungkapan ekspresi kreatif dengan rinci walaupun hasilnya belum
menunjukkan proporsi yang optimal. Diharapkan pada akhir fase ini, peserta
didik mampu mengenal dan dapat menggunakan keterampilan atau pengetahuan dasar
tentang unsur rupa garis, bentuk, tekstur, ruang, dan warna dengan bahan, alat,
dan prosedur yang dipilih dalam menciptakan karya 2 dan 3 dimensi.
Fase B
Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Mengalami (Experiencing) |
Pada akhir fase B, peserta didik
mampu mengamati, mengenal, merekam dan menuangkan pengalaman kesehariannya
secara visual dengan menggunakan garis pijak |
Elemen |
Capaian Pembelajaran
|
|
dan
proporsi walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. Peserta didik mengenali dan dapat
menggunakan alat, bahan dan prosedur dasar dalam menggambar, mewarnai,
membentuk, memotong, dan merekat. |
Menciptakan (Making/Creating) |
Pada akhir fase B, peserta didik
mampu menciptakan karya 2 atau 3 dimensi dengan mengeksplorasi dan
menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan warna. |
Merefleksikan (Reflecting) |
Pada akhir fase B, peserta didik
mampu mengenali dan menceritakan fokus dari karya yang diciptakan atau
dilihatnya (dari teman sekelas karya seni dari orang lain atau era atau
budaya tertentu) serta pengalaman dan perasaannya mengenai karya tersebut. |
Berpikir
dan Bekerja Artistik (Thinking and Working
Artistically)
|
Pada akhir fase B, peserta didik
mulai mulai terbiasa secara mandiri menggunakan berbagai prosedur dasar
sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia di sekitar.
Peserta didik mengetahui, memahami dan mulai konsisten mengutamakan faktor
keselamatan dalam bekerja. |
Berdampak
(Impacting) |
Pada akhir fase B, peserta didik
mampu menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan perasaan, minat atau
konteks lingkungannya. |
CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TARI
A.
Rasional
Mata Pelajaran Seni Tari
Seni
merupakan respon, ekspresi, dan apresiasi manusia terhadap berbagai fenomena
kehidupan, baik di dalam (diri) dan di luar (budaya, sejarah, alam, lingkungan)
seseorang, yang diekspresikan melalui media (tari, musik, rupa, lakon/teater).
Belajar dengan seni mengajak manusia
untuk mengalami, merasakan, mengekspresikan keindahan, dan untuk berpikir serta
bekerja secara artistik. Sedangkan belajar tentang
seni membentuk manusia menjadi kreatif, memiliki apresiasi estetis, menghargai
kebhinekaan global, dan sejahtera secara psikologis. Untuk belajar melalui seni berdampak pada kehidupan
dan pembelajaran yang berkesinambungan. Oleh karenanya, pembelajaran seni dapat
dilakukan melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar tentang seni, dan
belajar melalui seni.
Seni
tari dapat membantu peserta didik memiliki kepekaan sosial dan estetis,
mengembangkan sensitivitas, multi kecerdasan, kreativitas, dan nilai nilai
kehidupan, sehingga membentuk karakter serta kepribadian yang positif.
Pembelajaran seni tari haruslah membentuk intradisipliner dari pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang digunakan untuk memperhatikan budaya dan konteks
sosial melalui pengalaman mengalami, menciptakan, refleksi, berpikir bekerja
artistik, dan berdampak sesuai elemen pada capaian pembelajaran seni. Kegiatan
mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam tari menggunakan tubuh sebagai
media komunikasi dengan memperhatikan unsur keindahan sesuai norma yang berlaku
di masyarakat setempat. Seni tari juga memberikan kontribusi dalam perkembangan
keterampilan abad ke-21 yang terkait dengan berpikir kritis, kreatif,
komunikatif, dan kolaboratif untuk menjawab tantangan di era global yang
mencerminkan profil pelajar pancasila.
Profil
Pelajar Pancasila meliputi 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia; 2) mandiri; 3) bernalar kritis; 4) kreatif; 5) gotong royong;
dan 6) berkebhinekaan global. Berdasarkan profil pelajar pancasila tersebut,
harapannya peserta didik dapat memahami dirinya sendiri melalui proses kreatif
sesuai dengan konteks budaya dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
B.
Tujuan
Mata Pelajaran Seni Tari
Seni tari
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:
1.
meningkatkan
multi kecerdasan, khususnya kinestetik sebagai ungkapan ekspresi, melalui
gagasan, perasaan, kreativitas, dan imajinasi yang memiliki nilai estetis dan
artistik, kehalusan budi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengontrol dan
mengatur tubuh sebagai media untuk mengungkapkan gagasan dengan percaya diri;
2.
mengolah
tubuh untuk mengembangkan fleksibilitas, keseimbangan, dan kesadaran diri yang
mengasah kreatifitas dan imajinasi untuk diungkapkan melalui gerak tari sebagai
bentuk komunikasi yang memiliki keindahan dan artistik;
3.
meningkatkan
kepekaan rasa dan nilai estetis, seni, dan budaya tari dalam konteks masa lalu,
masa kini, dan masa yang akan datang;
4.
Memahami
budaya Indonesia meliputi sejarah dan tari tradisi melalui berbagai sumber daya
dan aktivitas seni yang bermakna sebagai pembentukan identitas diri dan bangsa
dalam menghargai keberagaman serta pelestarian budaya seni tari Indonesia;
5.
mengembangkan
tari tradisi Indonesia dan menyebarluaskannya sebagai usaha menjalin interaksi
sosial serta komunikasi antarbudaya dalam konteks global; dan
6.
Menjawab
tantangan perkembangan dan perubahan di abad ke-21.
C.
Karakteristik
Mata Pelajaran Seni Tari
Seni
tari merupakan pembelajaran berbasis pada kecerdasan kinestetik dengan
memperhatikan norma yang erat kaitannya dengan budaya dan pola pikir masyarakat
setempat. Melalui seni tari, peserta didik dapat meningkatkan kreativitas dan
apresiasi dalam berkarya seni dan dapat memaknai fenomena kehidupan yang
diimplementasikan dalam keseharian.
Dalam
membelajarkan seni tari, dibutuhkan pendekatan berupa elemen-elemen yang saling
berkaitan, yaitu mengalami, mencipta, dan refleksi yang bermuara pada berpikir
dan bekerja artistik, sehingga berdampak bagi dirinya dan orang lain. Elemen
ini merupakan siklus yang dapat dilihat pada skema berikut ini.
Gambar. 1 Skema Elemen Capaian
Pembelajaran Seni
Capaian
pembelajaran seni tari diejawantahkan dan dideskripsikan sesuai dengan
fase-fase yang telah ditetapkan. Tahapan dari setiap fase merupakan siklus
bukan taksonomi, sehingga untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan dalam kolom di
bawah ini.
Elemen |
Deskripsi |
Berpikir dan
bekerja artistik (Thinking and working artistically) |
●
Merancang,
menata, mencipta ulang, menghasilkan, dan menunjukkan ide tari secara
artistik, baik secara individual maupun berkelompok yang diperoleh dari hasil
berpikirnya sampai menemukan karakteristik gaya secara personal. ●
Mengembangkan
ide dengan memperhatikan unsur utama dan pendukung tari seperti musik,
properti, tata rias, tata busana, panggung, dan juga merancang manajemen
pertunjukannya. ●
Mengeksplorasi
dan menemukan sendiri bentuk karya yang bisa mengelaborasi aspek seni yang
lain: seni-rupa, tari, drama, bahkan non-seni yang membangun dan bermanfaat
untuk menanggapi setiap tantangan hidup dan kesempatan berkarya artistik. |
Mengalami (Experiencing)
|
●
Mengamati,
merasakan, menggali, dan membandingkan berbagai macam pertunjukkan tari dalam
konteks sejarah dan budaya. ●
Mendapatkan
kesempatan untuk melihat seni pertunjukan tari dari berbagai sumber seperti
pertunjukan langsung, koreografi dari rekan, dan rekaman. ●
Memahami
nilai dari pertunjukan tersebut |
Elemen |
Deskripsi |
|
melalui
latar belakang, fungsi, makna, simbol, dan nilai estetis dalam menciptakan
karya. ● Mengembangkan kepercayaan diri
dalam eksplorasi gerak tubuh melalui fleksibilitas, koordinasi tubuh,
keseimbangan, dan kekuatan. |
Menciptakan (Creating)
|
●
Mengidentifikasi,
menemukenali, merangkai, membuat, dan menciptakan tari dengan menerapkan
prinsip dan prosedur penciptaan tari. ●
Meningkatkan
kreativitas dalam mengekspresikan diri melalui gerak yang diciptakan dengan
memperhatikan keorisinalitasan. Hal ini akan menumbuhkan motivasi berkreasi
dalam diri yang berpengaruh terhadap penemuan-penemuan bentuk gerak tari yang
inovatif. |
Merefleksikan (Reflecting)
|
●
Mengemukakan,
menghargai, mengukur, dan mengevaluasi hasil karya tari dengan
mempertimbangkan ide-ide dan pengalaman.
●
Berupaya
menilai kekuatan atau kelemahan untuk mendukung dan mengembangkan kemampuan
diri atau pribadinya. |
Berdampak
(Impacting) |
●
Merespon
dirinya atau keadaan di sekitar untuk dikomunikasikan dalam bentuk karya tari
sehingga dapat mempengaruhi orang lain dan lingkungan sekitar. ●
Memilih,
menganalisa, dan menghasilkan karya tari dengan kesadaran untuk terus mengembangkan kepribadian dan
karakter bagi diri sendiri, sesama, dan persatuan nusa bangsa. |
1.
Fase
B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada akhir fase,
peserta didik mampu menilai hasil pencapaian diri dalam mengenal tari sebagai
wujud ekspresi diri, melalui pengamatan bentuk penyajian tari berdasarkan latar
belakang serta pengidentifikasian dalam menerapkan unsur utama tari, level,
perubahan arah, sebagai bentuk ekspresi tari kelompok yang dapat menumbuhkan
rasa cinta pada seni tari.
Fase B
Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Berpikir dan
bekerja artistik (Thinking and working artistically) |
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
menunjukkan hasil tari kelompok dengan bekerja secara kooperatif untuk
mengembangkan kemampuan bekerja sama dan saling menghargai demi tercapainya
tujuan bersama. |
Mengalami (Experiencing)
|
Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu mengamati bentuk penyajian tari berdasarkan latar
belakang serta mengeksplorasi unsur utama tari sesuai level, perubahan arah
hadap, dan desain lantai. |
Menciptakan (Creating)
|
Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu mengidentifikasi dan membuat gerak dengan unsur utama
tari, level, dan perubahan arah hadap. |
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Merefleksikan (Reflecting)
|
Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu menilai pencapaian dirinya saat melakukan aktivitas
pembelajaran tari. |
Berdampak (Impacting) |
Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu menumbuhkan rasa cinta pada seni tari yang
berpengaruh pada kemampuan diri dalam menyelesaikan aktivitas pembelajaran
tari. |
CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TEATER
A. Rasional Mata Pelajaran Seni Teater
Seni
Teater merupakan ekspresi manusia terhadap berbagai fenomena melalui media yang
lebih kompleks, dengan menggabungkan semua bidang seni, baik bidang seni tari,
musik, akting, seni rupa, dan
multimedia. Manusia memiliki sifat homo
ludens (manusia bermain),
sehingga sejak usia dini teater dapat diajarkan sebagai bentuk pengenalan,
pemahaman, pengolahan, peniruan (mimesis)
dan pengekspresian emosi melalui tubuhnya. Melalui bermain peran, seni teater
dapat membantu peserta didik sejak dini untuk mengasah daya pikir (imajinasi
dan bernalar kritis), mengenali dan mengembangkan potensi diri (mandiri) serta
meningkatkan kepercayaan diri.
Seni
teater dapat menjawab potensi manusia sebagai homo socius (makhluk sosial). Seni teater dapat mengajarkan cara berkomunikasi
baik secara verbal maupun non-verbal agar peserta didik dapat berinteraksi dan
menyampaikan pesan dengan lebih baik dan menarik lagi dengan lingkungan
sekitar. Hal ini dapat dipraktikkan dalam bentuk eksperimen pertunjukan di
kelas, dalam kegiatan ini peserta didik dapat bekerja sama dalam permainan
peran, menulis naskah, atau latihan repetisi dalam gladi bersih. Kerja teater
adalah kerja ansambel, sehingga semua
bidang adalah penting dan setiap orang memiliki peran untuk bersama mencapai
tujuan bersama (gotong royong).
Manusia
sebagai makhluk yang mampu berinovasi (homo
creator) dapat diarahkan untuk dapat melihat persoalan-persoalan di
sekitarnya. Manusia dapat mencari lebih jauh permasalahan, dan menggunakan
media seni teater untuk berkreasi dan berinovasi untuk mengulik, menyampaikan
atau mencari alternatif jawaban terhadap persoalan tersebut (berpikir kritis,
kreatif dan asas berkebhinekaan global). Untuk mengasah potensi homo creator, peserta didik dapat
berperan serta dalam proses membuat dan mempersiapkan pertunjukan menurut
kemampuan masing-masing. Seni teater dapat mengajarkan empati dan tanggung
jawab kepada sesama, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menggali dan mengeksplorasi potensi individu, kerja sama, dan unity menuju kreativitas estetis,
berdasarkan norma yang berlaku (beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa).
Oleh karena itu,
mata pelajaran Seni Teater dapat membentuk Profil
Pelajar
Pancasila dengan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kritis
(mengasah daya pikir, memahami persoalan di sekitarnya), mandiri (mengenali dan
mengembangkan potensi diri), gotong royong (memahami kerja ansambel sehingga semua peserta didik memiliki peran untuk mencapai
tujuan bersama), kreatif (mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang
dihadapi di lingkungan sekitarnya), dan memiliki sikap hormat dan toleransi
pada kebhinekaan sebagai bagian dari masyarakat global.
B.
Tujuan
Mata Pelajaran Seni Teater
1.
Peserta
didik mampu mengasah kepekaannya terhadap persoalan diri dan mampu mencari
solusi, baik untuk diri sendiri, sesama, maupun dunia sekitarnya; serta mampu
mengekspresikan diri secara kreatif dan inovatif melalui tubuh, ruang, waktu.
2.
Peserta
didik menguasai teknik, eksplorasi alat, bahan, teknologi, dan mampu
memanfaatkannya sesuai dengan prosedur dan teknik, untuk dapat menjawab
kesempatan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Peserta
didik membutuhkan imajinasi untuk tumbuh, berkreasi, berpikir, dan bermain.
Teater adalah satu-satunya media paling sesuai untuk menjelajahi kemungkinan
tidak terbatas dari proses imajinasi mereka pada sesuatu yang dapat mereka
lakukan.
4.
Peserta
didik mampu mengembangkan diri dan mengomunikasikan gagasan, serta karya dengan
lebih baik. Seni Teater dapat berdampak secara langsung maupun tidak langsung
kepada perubahan cara pandang dan pembentukan kepribadian dan karakter peserta
didik.
C.
Karakteristik
Mata Pelajaran Seni Teater
●
Memberikan
ruang kreativitas bagi peserta didik untuk dapat mengenal, memahami, mengelola
dan mengekspresikan emosi melalui tubuh, suara, dan pikiran dengan berbagai
media seni dan budaya.
●
Memiliki
kemampuan untuk menghargai keindahan, kemanusiaan, empati, dan toleransi
melalui proses penciptaan karya seni teater;
●
Menghargai,
melestarikan dan mempererat ekosistem kesenian di Indonesia; menghargai
keunikan dan kemajemukan ide, nilai, dan budaya melalui eksplorasi seni tari,
pantomim, musik, akting, seni rupa, dan multimedia.
●
Seni
teater terkait erat dengan disiplin ilmu lainnya dan berbagai macam aspek
kehidupan manusia (humaniora), seperti agama, psikologi, sosial, budaya,
sejarah, komunikasi, politik dan antropologi; memberikan kontribusi penting
dalam mengomunikasikan legenda, sejarah, budaya dan sosio-ekonomi bangsa.
●
Melalui
teater, peserta didik dibawa ke dalam cerita tentang karakter dari berbagai
latar belakang yang bisa dibayangkan. Pertunjukan langsung mengajari peserta
didik bagaimana menghargai semua karakterisasi tokoh dan bagaimana menghormati
sudut pandang orang lain. Seni Teater mengajarkan manusia untuk bersikap kritis
dan mampu memberi solusi untuk menyelesaikan masalah, sehingga melalui Seni
Teater, peserta didik mampu memahami berbagai persoalan yang terjadi dalam diri
dan lingkungannya.
Pada
praktik pengajarannya, Seni Teater menggunakan sejumlah elemen pendekatan
sebagai berikut.
Gambar 1. Skema
Elemen Capaian Pembelajaran Seni
Elemen |
Deskripsi |
Berpikir
dan Bekerja Secara Artistik (Thinking Artistically) |
Seni Teater memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengelaborasi elemen tata artistik panggung dan keaktoran
dan proses penyatuan (unity) semua
elemen tersebut ke dalam wujud karya atau produk yang dipresentasikan dalam
sebuah pertunjukan. Melalui proses berpikir dan bekerja secara artistik,
peserta didik akan menghasilkan, mengembangkan, menciptakan dan
mengomunikasikan ide-ide kreatifnya untuk menggunakan alat, media dan
teknologi. Berpikir dan bekerja secara artistik menghubungkan hasil proses
mengalami, mencipta, dan merefleksi. |
Mengalami (Experiencing) |
Melalui pendidikan Seni Teater,
peserta didik dapat memahami, mengalami, merasakan, merespon dan
bereksperimen dengan ragam pengetahuan, gaya dan konsep Seni Teater. Kegiatan
mengalami terjadi ketika peserta didik melakukan olah rasa, tubuh, suara,
eksplorasi alat, media, atau mengumpulkan informasi melalui observasi dan
interaksi dengan seniman untuk memperkaya wawasan dan pengalaman dalam
berteater. Lebih lanjut melalui proses mengalami, memungkinkan peserta didik
untuk melangkah ke posisi orang lain dan melihat bentuk lain dari sudut
pandang mereka. Ini mengajarkan tentang empati dan relativitas budaya. |
Menciptakan (Making/Creating) |
Menciptakan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk dapat menampilkan gambaran dasar karya, yang
merupakan penyatuan dari unsur artistik, alat, media, dan teknologi. Melalui
pendidikan Seni Teater, peserta didik dapat belajar berkreasi dan
mengekspresikan dirinya untuk menggali karakter/tokoh, membuat rangkaian cerita
dengan tata artistik panggung, alat, media atau teknologi dalam wujud sebuah
produk yang akan dipresentasikan dan dipentaskan. Proses ini dapat
mempertajam daya imajinasi dalam penciptaan ragam karya teater, kepekaan
terhadap berbagai situasi dan kondisi untuk mencari solusi dalam berkreasi,
serta dapat mengembangkan keahlian berimprovisasi sesuai tujuan dan tugas
peran yang diberikan. |
Merefleksikan (Reflecting) |
Seni teater mampu menggali
pengalaman dan ingatan emosi melalui hasil pengamatan, membaca, apresiasi,
dan kontak sosial individu dan kelompok. Pengalaman dan ingatan emosi selama
atau sesudah proses berseni Teater merupakan pantulan kesadaran yang timbul
untuk melakukan evaluasi dan perbaikan atas karya atau produk yang telah
dihasilkan melalui proses berpikir dan bekerja secara artistik. Elemen
merefleksikan dalam seni teater mencakup proses apresiasi, kritik dan saran
atas karya diri sendiri atau orang lain. Terdapat proses berpikir kritis dan
kreatif secara simultan.
|
Elemen |
Deskripsi |
Berdampak (Impacting) |
Seni Teater akan menimbulkan
perubahan positif dan berjangka panjang kepada peserta didik. Perubahan ini
mencakup cara berpikir, kemampuan dan sikap peserta didik, seperti lebih
mandiri, percaya diri, berpikir kritis dan kreatif sehingga pada akhirnya
bertujuan untuk menghargai perbedaan, sesuai dengan nilai-nilai Profil
Pelajar Pancasila. Dampak ini akan jelas tercermin dalam proses mengalami,
menciptakan, mengevaluasi dan presentasi hasil akhir karya peserta didik. |
1.
Fase
B, Umumnya untuk Kelas III dan IV (SD/MI/MTs/Program Paket A)
Pada
akhir Fase B, peserta didik telah mampu memahami berbagai teknik dasar akting
(pemeranan) melalui proses meniru (mimesis),
memahami gerak tubuh, suara/vokal secara lebih mendalam sesuai tokoh/peran.
Selanjutnya, peserta didik mulai mengenal aneka peran yang berbeda dalam
memproduksi pertunjukan, menyumbang gagasan dan hasil latihan bersama orang
lain sebagai wujud dari kemampuan bekerja sama. Melalui pengalaman ini, peserta
didik diharapkan mampu berkolaborasi untuk mencapai pertunjukan dengan mengenal
peran dan fungsi masing-masing serta mampu mengendalikan emosi dalam
berkolaborasi.
Fase B
Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Berpikir dan Bekerja Secara
Artistik (Thinking Artistically) |
Bermain dengan
tata artistik panggung dilakukan dalam proses bertahap secara mandiri,
termasuk di dalamnya dapat menggunakan properti sesuai dengan fungsi tokoh
yang diembannya. Proses kerja ansambel
dilakukan dengan melatih inisiatif dalam merancang permainan atau cerita
bersama (kooperatif). |
Mengalami (Experiencing) |
Proses
observasi dan konsentrasi dengan cara melihat dan mencatat kebiasaan diri
sendiri dan orang lain, serta melakukan latihan olah tubuh dan vokal,
sehingga peserta didik mampu mengenal fungsi gerak tubuh, ekspresi wajah dan
suara. Tingkat selanjutnya adalah memahami irama dalam membaca dialog pada
sebuah cerita sesuai karakter. |
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Menciptakan (Making/Creating) |
Cara
menciptakan imajinasi adalah proses memainkan dan menirukan tokoh, dan
menceritakan ulang kejadian/cerita yang diamati. Selain itu, dalam
menciptakan imajinasi perlu dirancang
pertunjukan dengan secara langsung terlibat dalam sebuah pertunjukan,
dilakukan dengan bimbingan. |
Merefleksikan (Reflecting) |
Refleksi dilakukan dalam penggalian
ingatan emosi sesuai suasana hati tokoh yang diperankan dengan mengambil
peristiwa serupa pada ingatan masa lalu pemeran. Selain itu, proses refleksi
dilakukan melalui apresiasi karya seni dengan menggali kelebihan dan
kekurangan hasil karya sendiri. |
Berdampak (Impacting) |
Proses belajar dan produk akhir
mencerminkan Profil Pelajar Pancasila secara kooperatif (gotong royong), mandiri
dan kreatif. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar